ProgramStudi Administrasi Perpajakan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk mendukung pelaksanaan tri dharma perguruan tingginya. Antara lain bekerjasama dengan Kantor Konsultan Pajak, Perusahaan dan lembaga pemerintahan. Lebih khusus instansi yang bekerja sama dengan Program Studi Administrasi Perpajakan antara lain Deloitte Touche ViewA PROFESI K MATH 101 at Palangkaraya University. MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN OLEH KELOMPOK 5 : ELSE YOSEPHINA OLIVIA RAHMAWATI EKA AYU Study Resources shareadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan. embed organisasiprofesi keguruan dalam pengawasan pelaksanaan kode etik guru 12. Mahasiswa mampu memahami kepemimpinan dan perilaku kemanusiaan dalam administrasi pendidikan a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kepemimpinan dalam administrasi pendidikan b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perilaku kemanusiaan dalam administrasi pendidikan 13. Kelima administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikandan Profesi Keguruan UIN Sunan Ampel. Manusia dalam hidupnya pun memiliki profesi yang berbeda-beda. Secara etimologi profesi berasal dari kata "profession" yang berarti pekerjaan. Sedangkan secara terminologi profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang . BAB IPENDAHULUANLatar Belakang Administrasi pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Administrasi pendidikan tidak begitu mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston 1982 mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan administrasi pendidikanRumusan Masalah Menjelaskan pengertian administrasi pendidikan?Menjelaskan konsep administrasi pendidikan?BAB IIADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANPengertian Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan seringkali di salah artikan sebagai semata-mata ketatausahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Mendefinisikan administrasi pendidikan tidak begitu mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston 1982 mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan administrasi pendidikan. Angka ini ia perkirakan dari berbagai fenomena yang ada kaitannya dengan administrasi pendidikan, seperti masyarakat, sekolah, guru, murid, orang tua dan variabel yang berhubungan dengan satu cara yang dapat kita tempuh adalah meninjaunya dari keadaan fisik manusia itu. Kita dapat melihat bagian-bagian tubuhnya, struktur tulangnya, peredaran darahnya, susunan menggunakan analogi pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya kita dapat memahaminya dengan lebih administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang dimaksud. Tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek tingkat sekolah, sebagai salah satu bentuk kerjasama dalam mendidikan misalnya, terdapat tujuan sekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah itu diperlukan kerjasama di antara semua personel sekolah guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha dan orang di luar sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah orang tua, kepala kantor Departemen P dan K, dokter Puskesmas, dan lain-lain. Kerjasama dalam menyelenggarakan sekolah itu harus dibina sehingga semua yang terlibat dalam urusan sekolah tersebut memberikan sumbangannya secara administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, beberapa lama, beberapa orang yang diperlukan dan beberapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakannya saja, tetapi menuruti aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melalui “jalur” yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pengarahan, suatu kerjasama juga memerlukan proses pemantauan monitoring, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Pemantauan dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti atau data dalam menetapkan apakah tujuan tercapai atau tidak. Dengan perkataan lain, kegiatan pemantauan atau monitoring adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyeleggaraan suatu proses pencapaian kerjasama pendidikan itu akhirnya harus dinilai untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, dan kalau tidak apakah hambatan-hambatannya. Penilaian ini dapat berubah penilaian proses kegiatan atau penilaian hasil kegiatan administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi ini kelihatannya sulit, tetapi sebenarnya tidak demikian. Sekolah dasar itu merupakan suatu keseluruhan yang memproses murid menjadi lulusan. Dalam melihat sekolah itu sebagai suatu sistem kita harus melihat; a masukannya, yaitu bahan mentah yang berasal dari luar sistem lingkungan yang akan diolah sistem; dalam sistem sekolah dasar masukan ini adalah anak-anak yang masuk sekolah dasar itu; b prosesnya, yaitu kegiatan sekolah beserta aparatnya untuk mengolah masukan menjadi keluaran. Untuk melaksanakan proses ini harus ada sumber, baik tenaga, saran dan prasarana, uang maupun waktu. Sumber ini seringkali dinamakan masukan instrumental; dan c keluaran, yakni masukan yang telah diolah’ melalui proses tertentu. Dalam hal ini berupa lulusan akan sangat tergantung kepada mutu masukan, masukan instrumental, dan proses itu sendiri. Dengan demikian kemampuan awal murid, latar belakang murid, keadaan orang tua murid sebagai sebagai masukan mentah. Mutu itu juga sangat tergantung kepada mutu guru, mutu sarana dan prasarana, mutu dan iklim kerjasama diantara guru dengan murid, guru dengan guru, serta guru dengan kepala sekolah, sebagai masukan kita melihat administrasi pendidikan sebagai sistem, maka kita berusaha melihat bagian-bagian sistem itu serta interaksinya satu sama lain. Bagian-bagian itu sering juga disebut dengan administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut lain, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu. Upaya harus dicari dalam memanfaatkan sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Seringkali saran dan prasarana yang ada dalam proses belajar mengajar, belum dimanfaatkan secara baik seperti buku paket atau bantuan alat-alat seperti mikroskop di sekolah hanya menjadi pajangan administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing ngarso mangun karso dan ing ngarso sung tulodo” dalam pencapaian tuuan pendidikan. Dengan perkataan lain bagaimana ia menggerakan dan mengawasi, bekerjasama-sama dan memberi contoh. Sudah barang tentu administrator yang ingin berhasil harus memahami teori dan praktek kepemimpinan, serta mampu dan mau untuk melaksanakan pengetahuan dan kemauannya administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan yang mudah. Setiap saat kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap saat administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Setiap guru harus mengambil keputusan apa yang terbaik bagi muridnya. Karena mengambil keputusan selalu ada resikonya, maka guru harus mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik. Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang dapat menuntut pengambilan keputusan pendidikan yang administrasi pendidikan juga dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain. Jika dalam kerjasama pendidikan tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerjasama itu saling tidak mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang dimaui teman sekerjanya. Bila hal itu terjadi, sebenarnya kerjasama itu tidak ada dan oleh karena itu administrasi pun tidak administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intiny adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan. Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan administrasi dengan pengertian di atas, selalu memerlukan kegiatan pencatatan. Hanya yang perlu diingat, kegiatan tata usaha itu tidak seluruhnya mencerminkan pengertian administrasi dalam arti seperti yang dipaparkan pada butir-butir satu sampai tujuh di Administrasi Pendidikan Untuk memahami konsep-konsep tentang dan yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional pendidikan nasional Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan tidak keliru, maka didalam undang-undang pasal 1 ayat 3 yang berbunyi“Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional”Dalam penjelasan undang-undang tersebut dikemukakan bahwa sebutan “sistem pendidikan nasional” merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran nasional’ yang termaktub dalam undang-undang dasar 1945, pasal 31 ayat 2. Perluasan ini memungkinkan undang-undang nomor 2 tahun 1989 tidak membatasi pada pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan dengan pembentukan manusia Indonesia. Sistem pendidikan nasional dalam undang-undang itu adalah; a sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional; b sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu; c pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K UUSPN No. 2/89 Pasal 49. Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem pendidikan sebagai titik tolak pembahasan yaitu; sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan, satuan pendidikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus, kelompok belajar, ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau IIIKESIMPULANDari uraian tersebut pengertian administrasi pendidikan itu, tanpa mengemukakan definisi dengan satu pengertian saja. Administrasi pendidikan mempunyai banyak muka dimensi maka dari pada itu administrasi pendidikan merupakan satuan pendidikan seperti administrasi pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah perguruan tinggi, serta kursus-kursus dan ada pula administrasi pendidikan yang dilihat dari cakupan wilayah, yaitu tingkat kecamatan, kabupaten, provensi dan nasional pusat perhatian administrasi pendidikan pada tingkat sekolah yaitu sekolah PUSTAKAAbimayu, Sole dkk. 1994. Profesi Keguruan. Bagian Penerbitan Fakultas IKIP. Ujung Muhammad. 1987. Guru dalam Profesi Belajar Mengajar. Sinar Baru Belajar dan Mengajar. PT. Bina Aksara Jakarta. Download Free DOCXDownload Free PDFADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANAida AljainiRelated PapersMakalah Profesi Keguruan Administrasi PendidikanMardijah MardijahMakalah ini mengkaji tentang Administrasi Pendidikan dalam lingkup Profesi UTF-8''makalah%20etika% hanipahView PDFetika kelompok 10 - LondaView PDFAdministrasi pendidikan dan supervisi pendidikanheri hermawanView PDFPeranan Guru Dalam AdministrasiAndhip AndhipView PDFBAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKANkisi wondaKONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKANView PDFBerbagi Ilmu Pengetahuan Minggu, 11 Oktober 2015 Bab I Pendahuluanpoppy oktraviaView PDFSUBTANSI MANAJEMEN PENDIDIKANLestari MarpaungView PDFPROPOSAL TESISMiftachul ChusniaView PDFYFJFUFUFUYGIMANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN2018 • fridiyanto yantoJFFFUYFUYFYUFUYFUYFYUFUYFUYFUYFUYFUFUFUYFIYFIYUFYUFUYFYFIYIUGOUGUGIYYUFUYFView PDF 80% found this document useful 5 votes3K views19 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?80% found this document useful 5 votes3K views19 pagesAdministrasi Pendidikan Dalam Profesi KeguruanJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Interviewing40 School Administrator Interview Questions With Example AnswersIf you're applying for a position as a school administrator, it can be helpful to know what kinds of questions hiring managers typically ask. Knowing what interview questions to expect can help you prepare to highlight your skills, such as managing a budget and problem-solving in an educational environment. Learning about the range of questions can also allow you to practice your responses, which may improve your confidence throughout your interview. In this article, we list general, experience-based and in-depth school administration interview questions and provide example answers to help you How To Become an Administrator for a School13 general interview questionsSchool administration positions can vary depending on the size of the school and its budget, so every interview can be different. However, there are some general questions that are likely to arise in almost any interview for the job. A hiring manager may ask you the following questions to learn more about you as a person and see if you would be a welcome addition to the organization's work cultureTell me about does the word "success" mean to you?Would you briefly describe your preferred leadership style?What do you do in your spare time?What is the most exciting thing happening in education today?What are some of your ongoing personal goals?How important is it to you that you're well-liked at work?How would you describe your last superintendent?Tell me about your personal experiences as an administrator in a do you manage your time effectively?How important is it to you to be the best at what you're doing?If we select you for this position, what can we do to help you be successful?What do you see as an immediate challenge to overcome in this position?Related Interview Question "Why Do You Want to Work for Our School District?"14 questions about admin experience and backgroundSchool administrators may have overarching business deadlines to maintain while still helping with daily operations at a school each day. Interviewers often ask experience-based questions to make sure that they're hiring someone with the experience and the temperament to do this effectively and positively. They may ask questions about your experience and background likeWhat is your educational background?Can you give us further details about your professional experience?What skills or interests of yours could benefit our extracurricular programs?What methods have you used to resolve conflicts between students?What was your biggest career disappointment? How did you overcome it?Have you ever hired anyone? Was it a successful inclusion?If I were to walk into a faculty workroom and ask teachers to describe you, what would they say?How would you involve the school's professional staff in decision-making processes?Did you make any changes to previous schools or organizations when working there?What role has the student council played at your previous institutions?In your own words, what would an effective drug policy look like for schools?Can you discuss any steps you have taken to improve the performance of a teacher?Can you name two or three books that have had an effect on your professional career? How so?Why should we hire you over other candidates?10 in-depth school administration questionsIn-depth questions are typically situational and require detailed responses. The way you answer these questions can help you showcase your key assets as a potential employee and describe the positive change you can provide a school. While these questions can vary based on the school, here are some examples of in-depth interview questions to help you know what to expectDiscuss the relationship between instructional improvement, teacher evaluation and staff is your philosophy of education? How do you apply it at work?How do we give teachers the ability to adapt instruction while still maintaining accountability?What are some ways that you would maintain services and activities without incurring extra costs? How would you reduce costs?How much responsibility for controlling students' behavior belongs to you and your teachers, and how much belongs to the parents?What steps do you think we can take to eliminate stereotyping in instructional programs?Describe your philosophy of discipline. Which methods of discipline have you completed training in?What do you expect from your students, teachers and school to maximize positive outcomes, and how do you make sure that they meet that standard?Suppose you have a new idea for parent-school communications you think can be beneficial to try. How do you implement it?How do you view our current teacher evaluation procedure? Would you change it?Related Interview Techniques To Ace Your Next Interview3 school admin interview questions with sample answersIn an interview, it's helpful to focus on communicating your qualifications and skills as clearly as possible. Your interviewer may look for examples of leadership and problem-solving skills in your answers. They may also evaluate how quickly you provide responses. Here are three questions and sample answers to assist you in formulating your own responses for an interview1. What would you do if a parent was asking for their child to receive special treatment outside of school policy?This kind of question aims to make you consider your ethical standpoint and show your problem-solving skills. Since school administrators sometimes have discussions with parents and their students, a hiring manager may ask this question to see how well you can resolve conflicts with parents. It's important to address this situation with subtlety, while still upholding the values of the educational answer "I'd speak with the parent and listen to why they asked for special treatment. If their child was present, I'd also ask them for their reasoning. Actively including them in the problem-solving process often prevents requests like this from recurring in the I'd heard their reasoning, I'd inform them that the school's policy for treatment is standard for every student, regardless of a unique situation. I'd offer to adjust the student's treatment within the framework of school policy. Then I'd inform them that the school intends to support their child to the best of its abilities."2. How would support a teacher to help them improve student success in their classes?A response to a question like this often showcases your diplomacy skills, which hiring managers typically value in candidates who assist and manage faculty. They may also ask this question to understand how you address the power dynamic between teachers and students. In your answer, consider highlighting your ability to boost productivity for both teachers and answer "My first step in this situation would be to discover what may be inhibiting student success. I'd first look at the teacher's curriculum to see if there are any unnecessary aspects that might be challenging for some students. Then I'd review these aspects to determine whether they might affect a student's ability to pass the that, I'd ask for a few minutes with one of the students performing well in that teacher's class and also meet with a student who was failing. I'd compare their experiences to learn whether they were experiencing any difference in treatment from the teacher. If these efforts didn't highlight the solution, then I would convene with the teacher to create a plan for change in the future. Together we could see if there were any opportunities for any failing students to prove their knowledge."Related How To Write an Administrative Resume3. How would you plan to involve the local community in your work here?Answers to questions like this can tell your interviewer if you're community-oriented, allowing them to assess not only your credentials but also your status as a potential community leader. This can show them you're going to be a positive addition to both the community and the answer "I think an effective way to foster community engagement is to invest in them or engage with them directly. For example, I could allow the art and theater departments to hold donations for local community events and charities at their shows. This way, the school would be actively investing in the community, which might support the school in return. I'd also inform the community about ways to support the school, such as through parental involvement, job fairs and higher turnout at events the school hosts." ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Profesi Keguruan yang Dibina Oleh Ibu Erwin Qodariah, oleh Mardijah 201210060311016 Mawarita Rasyid 201210060311021 Rifna Dwi Hapsari 201210060311022 Shara Jannati 201210060311025 Eka Indriani 201210060311040 Riska Dwi Yelanitasari 201110060311015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada Bu Erwin, selaku dosen pembimbing Matakuliah Profesi Keguruan yang berkenan membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Makalah ini mengupas “Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan”, melalui makalah ini kami mencoba memaparkan pengertian, fungsi, lingkup, bidang garapan administrasi pendidikan, serta pelaksanaan peran guru yang memerlukan bantuan dari pemahaman dan keterampilan dalam administrasi pendidikan di sekolah”. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya. Malang, 2 November 2013 Tim Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1 BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................................2 A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan......................................................................2 1. Pengertian Administrasi Pendidikan......................................................................................2 2. Konsep Administrasi Pendidikan...........................................................................................3 B. Fungsi Administrasi Pendidikan................................................................................................7 1. Tujuan Pendidikan Menengah...............................................................................................7 2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah.......................................................8 C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah...............................................11 D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan.........................................................................12 BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai tenaga kependidikan khususnya guru, wawasan tentang administrasi pendidikan amat penting karena pemahaman tentang latar kerja guru. Wawasan itu dapat membantunya mengambil keputusan yang tepat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya. Dalam hal ini setidaknya para tenaga kependidikan memahami pengertian, fungsi, lingkup bidang garapan administrasi pendidikan, serta pelaksanaan peran guru yang memerlukan bantuan pemahaman dan keterampilan dalam administrasi pendidikan. Untuk itu perlu dipahami pula peranan administrasi pendidikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional serta peranan pendidikan administrasi pendidikan dengan pencapaian tujuan sekolah. B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan adminsitrasi pendidikan? b. Apa fungsi administrasi pendidikan? c. Bagaimana ruang lingkup garapan administrasi pendidikan? d. Bagaimana peranan guru dalam administrasi pendidikan? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah 1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan 2. Untuk memahami fungsi administrasi pendidikan 3. Untuk memahami lingkup garapan administrasi pendidikan 4. Untuk memahami peranan guru dalam administrasi pendidikan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan 1. Pengertian Administrasi Pendidikan Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, penilaian. Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adlah keseluruhan yang terdiri dari bagian itu berinterksi dalam suatu untuk merubah menjadi keluaran Keempat, administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju pad usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan pendidikan. Keenam, administrsi pendididkan juga dapa dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok oranga bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam masalah dan ia haru memecahkan masalah itu. Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu. Kedelapan, administrasi seringkali di artika dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat menyatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan. 2 2. Konsep Administrasi Pendidikan Untuk memahami konsep-konsep yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional itu. a. Sistem Pendidikan Nasional Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan tidak keliru, ada baiknya dikutip langsung Bab I Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang tersebut, sebagai berikut “Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan.” Dalam penjelasan undang-undang tersebut, dikemukakan bahwa sebutan sistem pendidikan nasional merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran nasional seperti yang tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII, Pasal 31 Ayat 2. Perluasan ini memungkinkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tidak membatasi pada pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan dengan pembentukan manusia Indonesia. Beberapa hal lain yang kita temukan mengenai sistem pendidikan nasional dalam undang-undang itu adalah a Sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional; b sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh, dan terpadu. Semesta diartikan sebagai terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara; menyeluruh diartikan sebagai mencakup semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; dan terpadu diartikan sebagai kesalingterkaitan sistem pendidikan nasional itu dengan seluruh usaha pembangunan nasional; c pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K UUSPN No. 2/89 Pasal 49. Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem pendidikan yang akan kita pekai sebagai titik tolak pembahasan. Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan. Saruan pendidikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus, kelompok belajar ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau tidak. Yang terakhir ini misalnya satuan pendidikan yang penyelenggaraannya menggunakan sistem jarak jauh. Dengan kegiatan pendidikan yang dimaksudkan untuk semua usaha yang ditujukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan itu dapat berlangsung dalam satuan pendidikan atau dalam unit lain yang terkait, seperti yayasan, Kantor Departemen P dan K di semua tingkat serta dalam berbagai lembaga di luar 3 Departemen P dan K, dan yang terkait atau yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Dengan perkataan lain, kegiatan yang dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh unsur atau komponen sistem dalam mencapai tujuan pendidikan baik sendiri-sendiri atau melalui interaksi dengan sesamanya. Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional. Sebagai alat berarti sistem itu merupakan wadah yang dialaminya terdapat kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai tujuan, sistem pendidikan nasional memberikan rambu-rambu ke mana arah dan bagaimana seharusnya pendidikan nasional itu dikelola. Ketiga, sebagai suatu sistem, pendidikan nasional harus dilihat sebagai keseluruhan unsur atau komponen dan kegiatan pendidikan yang ada di nusantara ini. Unsur-unsur yang membentuk sistem ini saling berkaitan satu sama lain dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Jika kita mengacu kepada penjelasan Undang-Undang Nomor 2/1989, maka dapat kita temukan bahwa ciri sistem pendidikan nasional itu adalah a berakar kepada kebudayaan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, b merupakan suatu kebulatan yang dikembangkan dalam usaha mencapai tujuan nasional, c mencakup jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, d mengatur jenjang, kurikulum, penetapan kebijaksanaan terpusat dan tak terpusat, tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan, kriteria dan kedudukan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah dan mesyarakat, kebebasan penyelenggaraan pendidikan, serta kemudahan untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan peserta didik dan lingkungan. Unsur-unsur sistem pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 2/1989 itu dapat dibedakan atas Unsur I Dasar, fungsi, dan tujuan sistem Bab I Unsur II Norma yang dipakai dalam sistem Bab III, X, XI, XII, XIII, Bab XVIII, XV, XVI, Bab XIX, Bab XX Unsur III Jenjang pendidikan Bab V Unsur IV Peserta didik Bab VI Unsur V Tenaga Kependidikan Bab VII Unsur VI Sumber daya pendidikan Bab VIII Unsur V Kurikulum Bab IX Unsur VII Organisasi Bab XIV, XV 4 Bila kita gambarkan dalam bentuk diagram, maka gambaran sistem pendidikan nasional tersebut adalah seperti pada gambar tentang skema sistem pendidikan nasional. b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional Telah disebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri dari program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama PP Nomor 28 Tahun 1990. Bentuk satuan pendidikan dasar terdiri atas sekolah dasar dan sekolah dasar luar biasa. Jika kita berbicara tentang sekolah menengah, maka kita berbicara tentang dua jenjang sekolah karena sekolah menengah pertama berada di jenjang pendidikan dasar, sedangkan sekolah di atas sekolah menengah pertama berada pada jenjang pendidikan menengah. Program pendidikan S1 dan LPTK Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, dirancang untuk mengajar pada jenjang pendidikan menengah, meskipun dengan kurikulum yang fleksibel luwes lulusan S1 itu juga mampu mengajar pada jenjang pendidikan dasar. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah mempunyai bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas a sekolah menengah umum, b sekolah menengah kejuruan, c sekolah menengah keagamaan, d sekolah menengah kedinasan, dan e sekolah menengah luar biasa. Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional. Berikut ini diberikan bagan Gambar yang melihat sistem pendidikan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai suatu sistem, pendidikan mempunyai masukan yang diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan keluaran. Peserta didik sebagai masukan, diolah dalam proses pendidikan dan keluaran sebagai lulusan. Untuk memudahkan unsur-unsur sistem pendidikan itu diidentifikasikan sebagai unsur yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989. 5 Proses Masukan Keluaran ekolah, bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, pengelolaan, pengawasan, ketentuan P L E U S L E U R an S T A A N D I D I K Gambar Skema Sistem Pendidikan Nasional Keterangan Kotak di sebelah kiri adalah masukan, di tengah adalah proses, dan di kanan adalah keluaran sistem pendidikan nasional. B. Fungsi Administrasi Pendidikan Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan, dalam hal ini tujuan sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha mulai dari perencaan sampai pelaksaan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha tersebut Longenecker, 1964. Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu. 6 1. Tujuan Pendidikan Menengah Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan karena alasan sebagai berikut a. Tujuan menengah merupakan jabaran dari pendidikan nasional. b. Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi pada jenjang sekolah menengah. c. Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 itu disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang aha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan instituonal, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah a. Meningkatkan pengetahuan sisiwa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya. Di dalam pasal 3 disebutkan bahwa  Pendidikan Menengah Umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi..  Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan ikap professional.  Pendidikan Menengah Keagamaan mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.  Pendidikan Menengah Kedinasan mengutamakan peningkatan pegawai negri atau calon pegawai negri dalam melaksanakan tugas kedinasan.  Pendidikan Menengah Luar Biasa diselenggarakan khusus untuk siswa yang menyandang kelainan fisik atau mental. Tujuan khusus SMA mencakup bidang pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. a. Di bidang pengetahuan 1. Memiliki pengetahuan tentang agama dan atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 7 2. Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar kenegaraan dan pemerintahan eui dengan UUD 1945. 3. Memiliki pengetahuan yang fungsional tentang fakta dan kejadian penting actual, baik lokal, regional, nasional maupun internasional. 4. Mengetahui pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa. 5. Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis dan jenjang pekerjaan yang ada di masyarakat serta syarat-syaratnya. 6. Memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi national. 7. Memiliki pengetahuan dasar tentang kependudukan, kesejahteraan keluarga dan kesehatan. b. Di bidang keterampilan 1. Menguasai cara belajar yang baik. 2. Memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan sistematik. 3. Mampu membaca atau memahami isi bacaan yang agak lanjut dalam bahasa indonesia dan bacaan sederhana dalam bahasa inggris yang berguna baginya. 4. Memiliki keterampilan mengadakan komunikasi sosial dengan orang lain, baik lisan maupun tulisan, dan keterampilan mengekspresikan diri sendiri. 5. Memiliki keterampilan olahraga dan kebiasaan olahraga. 6. Memiliki keterampilan ekurang-kurangnya dalam atu cabang kesenian. 7. Memiliki keterampilan dalam segi kesejahteraan eluarga dan segi kesehatan. 8. Memiliki sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan untuk bekerja sesuai minat dan kebutuhan lingkungan. c. Di bidang nilai dan sikap 1. Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutya,serta menghormati ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianut orang lain. 3. Mencintai sesama manusia,bangsa,dan lingkungan sekitarnya. 4. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa. 5. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat 6. Dapat mengapresiasikan kebudayaan dan tradisi nasional. 7. Percaya pada diri sendiri dan bersikap mahakarya. 8. Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. 8 9. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku bebas dan jujur. 10. Memiliki inisiatif,daya kreatif,sikap kreatif,sikap kritis,rasional,dan objektif dalam memecahkan persoalan. 11. Memilik sikap hematdan produktif. 12. Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruksi terhadap olah raga dan hidup sehat. 13. Menghargai setiap jenis pekerjaan dan persentasi kerja di masyarakat tanpa memandang tinggi rendahnya nilai sosial/ekonomi masing-masing jenis pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian pada masyarakat. 14. Memiliki kesadaran menghargai waktu. Tujuan nasional serta nasional serta tujuan institusional itu harus selalu dijadikan pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk guru,tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan lagi kedalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan pedoman operasional dalam mengejar. Berturut-turut institusional itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan;  kurikuler  instruksional umum  instruksional khusus Penjelasan macam-macam tujuan a. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah di sekolah menengah umum. b. Tujuan instruksional, yaitu tujuan suatu pokokbahasan tertentu suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang istitusi c. Tujan intruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu periode atau unit waktu tertentu dalam suatu tingkat pada jenjang institusi. 2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan menengah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan siklus, mulai dari perencanaan, pengorganisir, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian. a. Perencanaan Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tetang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraaan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud sumber meliputi sumber manusia, material, uang dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal 9 beberapa tahap, yaitu tahap identifikasi masalah, tahap perumusan masalah, tahap penetepan tujuan, tahap identifikasi alternatif, tahap pemilihan alternatif dan tahap elaborasi alternatif. Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dengan mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap perencanaan itu. Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru dan personel sekolah yang lain untuk berusaha agar rencana tersebut berhasil. Lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi pendidikan seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu perencanaan kurikulum, kemuridan, keuangan, prasarana dan sarana, kepegawaian, layanan khusus, hubungan masyarakat, proses belajar-mengajar serta fasilitasnya dan ketatausahaan sekolah. Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan atas beberapa kategori menurut jangkauan waktunya, timbulnya, besarnya, pendekatan serta pelakunya. Menurut jangkauan waktunya, perencanaan di pendidikan menengah dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu seminggu, sebulan sampai dua tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu tiga sampai tujuh tahun, sedangkan perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh lima tahun. Pembagian waktu ini bersifat kira-kira dan tiap ahli dapat saja memberikan batas yang berlainan. Menurut timbulnya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan yang berasal dari bawah, misalnya mulai dari guru, kepala sekolah, kantor Departemen P dan K tingkat II, Kantor Wilayah Departemen P dan K sampai dengan Departemen P dan K; dan yang berasal dari atas, misalnya mulai dari pusat Departemen P dan K sampai kepada guru. Dari sudut besarannya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan makro, yaitu perencanaan pada tingkat nasional atau tingkat departemen; perencanaan meso, yaitu pada tingkat direktorat jendral, direktorat atau provinsi sampai tingkat kantor departemen kecamatan; dan perencanaan mikro, yaitu yang dilaksanakan pada tingkat sekolah atau kelas. Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan terpadu, yaitu itu hanya melihat sumber secara terpisah-pisah perencanaan yang menyatukan semua sumber dalam rangka mencapai tujuan serta melihat penggunaan sumber itu dalam kaitannya dengan pengelolaan sekolah secara menyeluruh; dan perencanaan tercerai, yaitu hanya melihat sumber secara terpisahpisah untuk tujuan yang tertentu. Di samping itu, juga dapat dibedakan perencanaan berdasarkan program, yaitu yang didasarkan atas program yang dibuat secara menyeluruh dan perencanaan tambal sulam, yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan kecenderungan berdasarkan pengalaman sebelumnya saja, tanpa dilihat adanya kemungkinan perubahan. Menurut pelakunya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan individual, yang dilakukan oleh guru secara sendiri-sendiri, perencanaan kelompok, dan perencanaan lembaga. b. Pengorganisasian Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang yaitu guru dan personel sekolah lainnya, serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menjunjung tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk 10 di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orangorang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu. c. Pengarahan Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto 1988 memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan pengarahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok dan memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung. d. Pengkoordinasian Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara a. Melaksanakanpenjelasan singkat briefing rapat kerja c. Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, umpan balik tentang hasil suatu kegiatan e. Pembiayaan Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapakan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut. f. Penilaian Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk a Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, 11 c Memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, d Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah. C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah Administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang,mengadakan dan memanfaatkan sumber-sumber manusia,uang, peralatan dan waktu. Tujuan pendidikan disini bermaksud memberikan arah kegiatan serta kriteria keberhasilan kegiatan tersebut. Untuk memahami apa yang telah diuraikan secara lebih baik, secara ringkas perlu ditegaskan hal-hal sebagai berikut  Administrasi pendidikan menengah merupakan bentuk kerjasama personal pendidikan menengah untuk mencapai tujuan pendidikan menengah.  Adiministrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang merupakan daur siklus penyelenggaraan pendidikan menengah, dimulai dari perencanan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilain tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.  Administrasi pendidikan menengah merupakan usaha untuk melakukan system manajemen pendidikan menengah. Bila diamati lebih lanjut, ada beberapa hal penting yang menjadi ciri dari suatu organisasi sekolah, termasuk dalam pendidikan menengah . diantaranya yaitu a Adanya interaksi saling pengaruh antara berbagai unsure sekolah. Interaksi itu sendiri meliputi interaksi yang ada disekolah itu sendiri, interaksi antara sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya, interaksi antara sekolah dengan lembaga nonpendidikan serta interaksi antara sekolah dengan masyarakat. Dalam interaksi ini mempunyai tujuan,pola serta aturan. b Adanya kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah yang sangat banyak. Untuk mudahnya kegiatan ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu dimensi pengajaran dan dimensi pengelolaan. Jika kedua dimensi tersebut digabungkan maka kita dapat membedakan kegiatan tersebut menjadi empat kategori pokok dan satu kategori pendukung yaitu 1 Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus dengan pengelolaan,meliputi kurikulum,supervise 12 2 Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung dengan pengajaran,meliputikemuridan,keuangan,sarana dan prasarana,kepegawaian, serta layanan khusus. 3 Yang tidak berhubunngan langsung baik dengan pengajaran maupun dengan pengelolaan,meliputi hubungan sekolah-masyarakathusemas dan BP3. 4 Yang tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi langsung dengan pengajaran. 5 Kegiatan pendukung, yaitu pengelolaan ketatausahaan yang diperlukan oleh semua butir 1-4. D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan Pada umumnya kita mengetahui Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan tertentu yaitu sekolah. Karena sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponenkomponen yang lainya. Guru harus peka terhadap yang terjadi pada lingkunganya. Adaministrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu semua personel sekolah ataupun guru harus terlibat. Di sekolah guru berada dalam administrasi sekolah. Dalam hubungan administrasi sekolah guru di tuntut bekerja, disini guru berfungsi sebagai administrator. Sebagai administrator guru dituntut bekerja secara administratif dan teratur Dalam buku pedoman administrasi dan supervisi yang di terbitkan oleh depertemen pendidikan dan kebudayaan 1978, tertulis tugas dan bertanggung jawab guru sebagai adminitrator sbb ; 1 Menguasai program pengajaran garis-garis besar program 2 Menyusun program kegiatan mengajar 3 Menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu 4 Melaksanakan tatausaha kelas, antara lain pencatatan data murid Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 1992, pasal 20 yang mana dimaksudkan bahwa selain peranya untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu secara sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika karier yang di tempuh nanti adalah menjadi pengawas , kepala sekolah atau pengelola suatu pendidikan yang lain. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian Administrasi Pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan. Adapun lingkup pembicaraan yang dibahas pada makalah ini bahwa administrasi pendidikan juga tergantung pada aras level tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak yang terlibat dan makin kompleks permasalahannya. B. Saran Sebagai tenaga kependidikan, khususnya guru, wawasan tentang administrasi pendidikan amat penting karena subjek ini berbicara tentang latar kerja guru. Wawasan itu dapat membantunya mengambil keputusan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya. 14 DAFTAR PUSTAKA Soetjipto, Raflis Cipta diakses tanggal 29 Oktober 2013 diakses tanggal 29 Oktober 2013 15 EOEKEB EHJGJYXVEYJ OD^DGHJHJOEG HEKE ^VACDYJ ODLTVTEG Hjemuoeg ugtuo `d`dgubj sekeb setu tules `ete oukjeb ^racdsj Odpdghjhjoeg Hasdg ^dgle`pu= Gavjtewetj, Y. ^sj Hjsusug Akdb= erjyege E5D9>6 Xagy Jspjbegj E5D9>3 Ehj Vuseghy E5D9> Behjetuk Besegeb E5D9>> OEXE ^DGLEGXEV Ekbe`hukjkkebbjreffjkeke`jg, sdleke pumj heg syuour odbehjret Ekkeb Y\X yegl tdkeb `dkj`peboeg reb`et, teucjo heg bjheyeb-Gye sdbjglle pdgukjs hepet `dgydkdsejoeg `eoekeb yegl fdrmuhuk ‛E h`jgjstresj Odpdghjhjoeg heke` ^racdsj Odlurueg‐ jgj hdgleg fejo heg fdger sdrte tdpet weotu. eoekeb jgj hjsusug sdfelej tjgheo kegmut herj tules yegl hjfdrjoeg pehe `ete oukjeb ^racdsj Odpdghjhjoeg ^dgukjs mule `dgluiepoeg tdrj`e oesjb odpehe hasdg `ete oukjeb ^racdsj Odpdghjhjoeg Jfu Gavjtewetj, Y. ^sj etes fegtueg heg fj`fjgleggye heke` pd`fueteg `eoekeb jgj. Xeo kupe mule pdgukjs `dgluiepoeg tdrj`e oesjb yegl sdfdser-fdsergye odpehe td`eg-td`eg yegl tdkeb jout `d`fegtu heke` pd`fueteg `eoekeb jgj. ^dgukjs seglet `dgyeherj febwe heke` pdgyusugeg `eoekb jgj `esjb fegyeo tdrhepet odouregleg heg odmegllekeg, bek tdrsdfut hjoerdgeoeg oureglgye pdgldtebueg heg odtdre`pjkeg yegl hj`jkjoj pdgukjs. Akdb oerdge jtu, hd`j odsd`purgeeg kepareg pdgukjs `dglberepoeg sereg heg orjtjo yegl `d`feglug herj fdrfelej pjbeo eler pdgukjs hepet `dgyd`purgeoeg kepareg kejggye hj`ese yegl eoeg hetegl. Eobjrgye pdgukjs fdrberep sd`ale kepareg jgj hepet hjtdrj`e heg fdr`egceet felj ojte sd`ue fejo hj`ese sdoeregl `eupug hj`ese yegl eoeg hetegl. Fegmerferu, 3 Aotafdr 6>> ^dgukjs Odka`pao 2 HECXEV JYJ Oete ^dglegter ................................................................................................. j Hecter jsj .................................................................................................... jj FEF J ^DGHEBTKTEG ................................................................................ 5 E. Keter Fdkeoegl ............................................................................ 5 F. ^dru`useg esekeb .................................................................... 6 I. Xumueg ^dgukjseg ......................................................................... 6 H. dtahd ^dgukjseg ........................................................................ 6 FEF JJ Eh`gjstresj Odpdghjhjoeg heke` ^racdsj Odlurueg .......................... 9 E. ^dgldrtjeg heg Oagsdp Eh`jgjstresj Odpdghjhjoeg .................. 9 F. Cuglsj Eh`jgjstresj Odpdghjhjoeg ............................................ 2 I. Kjgloup Fjhegl Lerepeg Eh`gjstresj ^dghjhjoeg ................... 56 H. ^dregeg Luru heke` Eh`jgjstresj ^dghjhjoeg ........................... 58 FEF JJJ ^DGTXT^ ......................................................................................... 54 E. Odsj`pukeg ................................................................................. 54 F. Yereg-Yereg ................................................................................. 54 Hecter ^usteoe .................................................................................................. 53

pertanyaan tentang administrasi pendidikan dalam profesi keguruan